Taman
Nasional Ujung Kulon adalah sebuah Kawasan Taman Nasional yang terletak
di ujung paling barat pulau Jawa. merupakan salah satu dari 21 Taman Nasional
Model yang ada di Indonesia. Taman Nasional Ujung Kulon didirikan pada
26 Februari 1992 terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten yang menggabungkan perubahan fungsi beberapa
cagar alam serta penunjukan perairan laut di sekitarnya.Tepatnya di kecamatan Sumur dan
Cimanggu kabupaten Pandeglang provinsi Banten. Luas Kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon adalah 122.956 Ha, dan 44.337 Ha dari keseluruhan
luas Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perairan.
Pada
1 Februari 1992, Komisi Warisan Dunia UNESCO menetapkan Taman Nasional
Ujung Kulon sebagai Natural World Heritage Site. Taman Nasional Ujung
Kulon juga merupakan rumah bagi Badak Jawa yang sangat terkenal dan
terancam punah.
Dengan luas area yang mencapai 122.956 Ha, Kawasan
Taman Nasional Ujung Kulon menjadi taman nasional sekaligus tempat wisata alam yang sangat luas dan menarik untuk dijelajahi. Di Kawasan
Taman Wisata Ujung Kulon, anda akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang memuaskan mata.
Alamnya
yang terjaga, vegetasi yang tumbuh dengan bebas serta pantainya yang
indah membuat anda akan melupakan kepenatan aktifitas sehari-hari. Di
beberapa wilayah, anda bahkan dapat melihat satwa-satwa liar yang hidup
dengan bebas.
Beberapa
wilayah yang biasa dikunjungi oleh wisatawan di Kawasan Nasional Ujung
Kulon adalah Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang, Pulau
Handeleum dan Pulau Panaitan.
Gunung Honje, merupakan salah satu wilayah
Taman Nasional Ujung Kulon yang
dikelilingi 19 desa penyangga, baik yang berbatasan langsung maupun
tidak. Salah satu desa yang menjadi gerbang masuk adalah Desa Tamanjaya.

Objek
yang terdapat disekitar Tamanjaya antara lain Desa Nelayan Cibanua,
Curug Cipaniis, Sumber Pemandian Air Panas Cibiuk, dan Curug Cikacang
sebagai tempat wild life viewing Owa Jawa yang merupakan satwa endemik.
Wilayah
Semenanjung Ujung Kulon merupakan habitat Badak Jawa, sehingga
pengelolaan wisata untuk wilayah ini sangat terbatas sekali agar tidak
mengganggu habitat Badak Jawa. Wisata yang dapat dilakukan di wilayah
ini adalah tracking, berkemah dan wild life viewing.
Pulau
Peucang merupakan wilayah yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Hamparan pasir putihnya yang luas membentang serta perairannya yang
jernih menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang. Di pulau ini anda
dapat berenang, snorkeling atau menyebrang ke padang penggembalaan
Cidaon dan melakukan wildlife viewing.
Pulau handeleum terletak di antara gugusan pulau-pulau kecil di ujung timur laut Semenanjung Ujung Kulon.
Di pulau ini anda dapat melakukan bersampan sepanjang Sungai Ciganter
sambil melihat tipe hutan hujan tropis sepanjang sungai. Pada bagian
hulu sungai terdapat rute jalan setapak yang melintasi tumbuhan bambu
menuju air terjun bertingkat.
Berhati-hati
di pulau ini karena di pulau ini merupakan tempat bagi satwa rusa dan
ular python. Wisata lainnya yaitu Pulau Panaitan yang terletak di paling
barat Semenanjung Ujung Kulon. Perbukitan Panaitan terbentuk dengan
kombinasi vegetasi mangrove, hutan pantai dan hutan hujan dataran
rendah.
Hutan
yang masih asli tersebut dihuni oleh berbagai satwa liar seperti rusa,
kancil, babi hutan, kera ekor panjang, buaya, kadal, ular dan aneka
jenis burung. Anda harus sedikit berhati-hati karena beberapa binatang
buas terdapat di Pulau Panaitan. Anda juga dapat melakukan snorkeling
atau berselancar di Pulau Panaitan.
Biaya
masuk Kawasan Nasional Ujung Kulon cukup murah, anda cukup membayar Rp
5.000/orang pada hari libur atau Rp 7.500/orang pada akhir pekan. Harga
tersebut dapat menjadi lebih murah jika anda datang dengan rombongan.
SUMBER :
https://dispar.bantenprov.go.id/Destinasi/topic/12
https://indonesiabaik.id/infografis/taman-nasional-ujung-kulon-tak-sekedar-suaka-badak-jawa
No comments:
Post a Comment